SELONG – Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA baru saja merilis hasil survei terbaru mengenai calon bupati Lombok Timur. Berdasarkan hasil survei ini, Achmad Sukisman Azmy menduduki posisi teratas dengan memperoleh dukungan tertinggi sebesar 13,4 persen. Dari 15 nama yang disimulasikan dalam survei ini, pesaing terdekatnya adalah Haerul Warisin dan TGH Hamzi Hamzar yang masing-masing memperoleh dukungan sebesar 11,4 persen. Di posisi berikutnya, Syamsul Luthfi menyusul dengan dukungan sebesar 10,9 persen.
Hasil survei ini menunjukkan bahwa Achmad Sukisman Azmy merupakan calon yang paling banyak didukung oleh masyarakat Lombok Timur. Dukungan ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan dan visi yang ditawarkan oleh Achmad Sukisman Azmy. Posisi terdepan ini juga menandakan pengakuan atas track record dan kontribusi yang telah diberikan oleh Achmad Sukisman Azmy dalam pembangunan dan kemajuan Lombok Timur.
Survei ini dilaksanakan dengan metode yang komprehensif dan melibatkan berbagai segmen masyarakat di Lombok Timur. Hal ini memastikan bahwa hasil survei dapat merepresentasikan preferensi dan aspirasi masyarakat secara akurat. Dukungan yang diterima oleh Achmad Sukisman Azmy bukan hanya berasal dari satu kelompok tertentu, melainkan tersebar merata di berbagai kalangan masyarakat.
Dengan hasil survei ini, Achmad Sukisman Azmy semakin memantapkan posisinya sebagai calon bupati yang paling diunggulkan. Popularitas dan dukungan yang tinggi ini menjadi modal penting dalam menghadapi proses pemilihan yang akan datang. Masyarakat Lombok Timur tampaknya menaruh harapan besar kepada Achmad Sukisman Azmy untuk membawa perubahan positif dan meningkatkan kesejahteraan di daerah mereka.
Analisis Pertanyaan Terbuka
Survei dengan metode pertanyaan terbuka memberikan gambaran yang berbeda tentang preferensi calon bupati di Lombok Timur. Berdasarkan hasil survei ini, Haerul Warisin menduduki posisi teratas dengan perolehan 7,7 persen. Posisi ini menunjukkan bahwa dalam benak masyarakat, Haerul Warisin masih menjadi pilihan utama jika dibandingkan dengan calon lainnya.
Di posisi kedua, Rumaksi memperoleh 6,4 persen, yang mengindikasikan bahwa dia juga memiliki tingkat pengenalan yang cukup tinggi di antara warga Lombok Timur. Meskipun tidak seunggul Haerul Warisin, perolehan ini menunjukkan bahwa Rumaksi tetap menjadi sosok yang diperhitungkan dalam kontestasi calon bupati.
Sementara itu, Achmad Sukisman Azmy menempati posisi ketiga dengan 5,0 persen. Meskipun unggul dalam simulasi 15 nama calon bupati, hasil ini menunjukkan bahwa dalam kategori pertanyaan terbuka, Achmad Sukisman Azmy masih perlu meningkatkan pengenalan dan penerimaan di kalangan masyarakat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim suksesnya untuk lebih mengenalkan dan mempromosikan visi serta program-program yang akan diusungnya.
Selanjutnya, TGH Hamzi Hamzar dan Suryadi Jaya Purnama masing-masing memperoleh 2,5 persen dan 1,4 persen. Meskipun berada di peringkat yang lebih rendah, mereka tetap memiliki kesempatan untuk meningkatkan popularitasnya menjelang pemilihan, tergantung pada strategi kampanye yang akan mereka jalankan.
Analisis ini memberikan wawasan bahwa meskipun Achmad Sukisman Azmy memiliki keunggulan dalam simulasi yang lebih terstruktur dengan 15 nama, dalam konteks pertanyaan terbuka yang lebih spontan, ia masih perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan posisinya. Ini adalah indikasi penting tentang dinamika politik di Lombok Timur dan bagaimana persepsi masyarakat dapat berubah seiring waktu dan kampanye yang lebih intensif.
Pilihan Terbanyak Dukungan Terhadap Calon Bupati
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA, dukungan terhadap calon Bupati Lombok Timur terdistribusi cukup merata di antara beberapa kandidat. Achmad Sukisman Azmy berhasil memperoleh posisi kedua dengan dukungan sebesar 6,6 persen. Haerul Warisin memimpin dengan persentase dukungan tertinggi sebesar 8,4 persen, sementara Syamsul Luthfi menyusul di posisi ketiga dengan dukungan sebesar 5,2 persen.
Data ini menggambarkan bahwa meskipun Achmad Sukisman Azmy memiliki dukungan yang signifikan, posisi teratas dalam survei masih ditempati oleh Haerul Warisin. Hal ini menunjukkan adanya persaingan yang ketat di antara para calon bupati. Selain ketiga kandidat utama tersebut, ada juga beberapa calon lain yang turut mendapatkan dukungan, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil. Rumaksi, Baiq Isvie Rupaedah, dan Daeng Paelori termasuk di antara kandidat yang dukungannya relatif lebih rendah dibandingkan dengan kandidat utama.
Melihat komposisi dukungan ini, tampak bahwa pemilihan Bupati Lombok Timur akan menjadi kompetisi yang menarik untuk diikuti. Persaingan yang ketat antara Haerul Warisin, Achmad Sukisman Azmy, dan Syamsul Luthfi menunjukkan bahwa masyarakat Lombok Timur memiliki pilihan yang beragam dan mempertimbangkan berbagai aspek dalam menentukan calon pemimpin mereka. Setiap kandidat memiliki basis pendukungnya sendiri yang cukup kuat, yang mengindikasikan bahwa kampanye dan strategi masing-masing calon akan sangat menentukan hasil akhir pemilihan.
Dengan demikian, kehadiran beberapa calon yang kompetitif dalam survei ini mencerminkan dinamika politik yang hidup di Lombok Timur. Dukungan yang terdistribusi secara merata ini juga menegaskan pentingnya upaya setiap calon untuk terus memperkuat basis dukungan mereka dan berusaha mendapatkan simpati dari pemilih yang belum menentukan pilihan.
Tingkat Keragu-raguan dan Ketidakpastian Pemilih
Survei LSI Denny JA memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai tingkat keragu-raguan dan ketidakpastian di kalangan pemilih dalam pemilihan calon Bupati Lombok Timur. Hasil survei mengungkapkan bahwa sebanyak 22,0 persen responden belum memutuskan pilihan mereka. Ini menunjukkan bahwa hampir seperempat dari populasi pemilih masih mencari informasi lebih lanjut atau mempertimbangkan berbagai faktor sebelum membuat keputusan akhir.
Selain itu, survei juga mencatat bahwa 42,0 persen responden tidak tahu atau tidak menjawab ketika ditanya tentang calon bupati pilihan mereka. Angka ini mencerminkan tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi dan menandakan adanya ruang yang signifikan bagi para calon bupati untuk menggalang dukungan tambahan. Dalam konteks ini, strategi kampanye yang efektif dan terarah sangat diperlukan untuk menjangkau pemilih yang masih ragu-ragu atau belum memutuskan.
Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi keragu-raguan dan ketidakpastian pemilih bisa beragam, mulai dari kurangnya informasi yang jelas tentang para calon, hingga ketidakpastian mengenai program kerja yang ditawarkan. Oleh karena itu, para calon bupati harus fokus pada komunikasi yang transparan dan penyampaian visi serta misi yang konkret dan mudah dipahami oleh masyarakat. Hal ini dapat membantu mengurangi keraguan dan menarik dukungan yang belum terarah.
Kondisi ini juga memberikan sinyal kepada tim kampanye untuk lebih giat dalam menyelenggarakan kegiatan yang dapat memperkenalkan calon bupati secara lebih personal dan mendalam kepada masyarakat. Program-program dialog dan tatap muka langsung bisa menjadi cara efektif untuk menjawab pertanyaan dan kekhawatiran pemilih, serta meningkatkan kepercayaan terhadap calon yang bersangkutan. (sa)
