Pemeriksaan Kesehatan dan Sertifikat ELSIMIL
SELONG – Selama tahun 2024, sebanyak 1.009 pasangan calon pengantin (catin) di Lombok Timur (Lotim) telah menjalani pemeriksaan kesehatan yang komprehensif. Proses ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi risiko stunting pada anak yang lahir dari pasangan tersebut. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan mencakup berbagai aspek penting untuk memastikan kesiapan fisik dan mental para calon pengantin sebelum memasuki jenjang pernikahan dan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk mendeteksi dan menangani masalah kesehatan yang mungkin ada pada calon pengantin. Beberapa aspek yang diperiksa meliputi status gizi, kesehatan reproduksi, serta riwayat penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan dan perkembangan anak. Calon pengantin juga mendapatkan edukasi mengenai pentingnya perencanaan kehamilan dan pola hidup sehat agar dapat melahirkan anak yang sehat dan terhindar dari risiko stunting.
Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, pasangan calon pengantin menerima sertifikat elektronik siap nikah dan siap hamil (ELSIMIL). Sertifikat ini merupakan bukti bahwa mereka telah memenuhi syarat kesehatan yang ditetapkan dan siap untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan dan kehamilan. ELSIMIL tidak hanya berfungsi sebagai pengesahan kesehatan, tetapi juga sebagai bentuk komitmen pasangan untuk menjaga kesehatan mereka dan calon anak mereka di masa depan.
Pemerintah Lombok Timur bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan ini secara gratis kepada calon pengantin. Upaya ini merupakan bagian dari program nasional untuk menurunkan angka stunting di Indonesia, yang saat ini menjadi perhatian utama dalam bidang kesehatan masyarakat. Melalui pemeriksaan kesehatan dan penerbitan sertifikat ELSIMIL, diharapkan pasangan pengantin di Lombok Timur dapat lebih siap menghadapi tantangan dalam pernikahan dan kehamilan, serta melahirkan generasi yang sehat dan bebas dari stunting.
Risiko Anak Stunting di Lotim
Dari total 1.009 pasangan yang telah mendapatkan sertifikat ELSIMIL di Lombok Timur (Lotim), sebanyak 930 pasangan atau sekitar 92,7 persen di antaranya berisiko melahirkan anak dengan stunting. Stunting merupakan kondisi yang serius di mana terjadi gangguan pertumbuhan pada anak, yang disebabkan oleh kombinasi faktor seperti gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Gizi buruk menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting. Anak-anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun berisiko tinggi mengalami gangguan pertumbuhan. Kekurangan zat gizi penting seperti protein, vitamin, dan mineral dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak.
Selain gizi buruk, infeksi berulang juga berperan besar dalam meningkatkan risiko stunting. Infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernapasan yang sering dialami anak-anak dapat menyebabkan penyerapan nutrisi yang tidak optimal, sehingga menghambat pertumbuhan mereka. Lingkungan yang tidak higienis dan kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang memadai turut berkontribusi pada tingginya angka infeksi.
Stimulasi psikososial yang tidak memadai juga menjadi faktor risiko stunting. Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan rangsangan yang cukup dari lingkungan sekitarnya cenderung mengalami keterlambatan perkembangan. Interaksi yang baik antara anak dan orang tua atau pengasuh sangat penting untuk mendukung perkembangan kognitif dan emosional anak.
Kondisi stunting tidak hanya mempengaruhi perkembangan fisik anak, tetapi juga berdampak jangka panjang pada kualitas hidup mereka. Anak-anak yang mengalami stunting berisiko menghadapi masalah kesehatan, kemampuan belajar yang rendah, dan produktivitas yang menurun di masa dewasa. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanganan stunting di Lotim perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
Upaya Percepatan Penurunan Stunting
Dr. Shofiyati Jamila, Wakil Ketua III Tim Percepatan Penurunan Stunting di Lotim, menekankan pentingnya intervensi yang segera dan tepat dalam menghadapi risiko tinggi stunting. Salah satu langkah kunci yang diambil adalah edukasi gizi bagi calon pengantin. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya asupan gizi yang cukup dan seimbang sebelum dan selama kehamilan, yang merupakan faktor esensial dalam mencegah stunting pada anak yang akan lahir.
Selain edukasi gizi, peningkatan akses terhadap layanan kesehatan juga menjadi prioritas utama. Upaya ini melibatkan penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, serta memastikan bahwa calon ibu mendapatkan pemeriksaan rutin dan bimbingan yang diperlukan. Layanan kesehatan yang optimal tidak hanya membantu dalam pemantauan kesehatan ibu dan janin, tetapi juga memberikan informasi dan dukungan yang diperlukan untuk menjaga kehamilan yang sehat.
Program-program pencegahan dan penanganan stunting lainnya juga telah dicanangkan. Contohnya, program pemberian suplemen gizi dan vitamin bagi ibu hamil dan anak-anak, serta kampanye penyuluhan mengenai pentingnya pola makan sehat. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang dengan mengurangi angka stunting secara signifikan di wilayah Lotim.
Keseluruhan upaya ini menunjukkan komitmen yang kuat dari berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan tantangan besar ini dapat diatasi. Edukasi gizi, peningkatan akses layanan kesehatan, serta implementasi program-program strategis adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang di Lotim.
Pentingnya Kesadaran dan Kerjasama Masyarakat
Penurunan angka stunting di Lombok Timur membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat secara keseluruhan. Kesadaran akan risiko stunting harus ditingkatkan melalui kampanye informasi dan edukasi yang komprehensif. Penyebaran informasi tentang pentingnya gizi seimbang dan perawatan kesehatan selama kehamilan sangat vital untuk mengurangi risiko lahirnya anak dengan kondisi stunting.
Masyarakat perlu didorong untuk berpartisipasi aktif dalam program-program kesehatan yang disediakan oleh pemerintah dan organisasi terkait. Partisipasi aktif ini bisa berupa mengikuti pemeriksaan kesehatan rutin, memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dan mengikuti sesi edukasi tentang gizi dan kesehatan ibu hamil. Dengan keterlibatan yang lebih besar dari masyarakat, program-program ini bisa berjalan lebih efektif dan mencapai hasil yang diharapkan.
Peran keluarga juga tidak boleh diabaikan dalam upaya penurunan stunting. Keluarga dapat berperan sebagai sistem dukungan utama bagi calon pengantin dan ibu hamil, memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup dan penanganan kesehatan yang tepat. Dukungan dari anggota keluarga, baik dalam bentuk moral maupun material, sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan anak terjaga dengan baik selama masa kehamilan dan setelah melahirkan.
Selain itu, pemerintah dan tenaga kesehatan harus terus berupaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan. Upaya ini bisa dilakukan melalui peningkatan jumlah tenaga medis, penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, dan penyusunan kebijakan yang mendukung kesehatan ibu dan anak. Dengan demikian, sinergi antara berbagai pihak dapat terwujud dan risiko stunting dapat diminimalisir secara efektif. (sa)
